Ke Korea Terus

Maji -Temple food- 
Restoran Korea Muslim Friendly  


|  Kalo ke Korea, bagi gue wajib makan di restoran khas Korea. Makanya, siang setelah mengunjungi Deoksugung, gue putuskan untuk makan di Maji Temple Food Restaurant yang masuk kategori muslim friendly. Iya, karena makanan kuil identik dengan menu vegetarian tanpa penggunaan bumbu beraroma kuat, bisa dijadikan alternatif bagi muslim yang mencari hidangan otentik khas Korea. (info restoran Maji juga dapat dicek di web KTO ini).

Maji restaurant terletak tidak jauh dari istana terbesar di Korea. Setelah bus berhenti di Gyeongbokgung, tinggal jalan, nyebrang jalan, kemudian masuk dikit ke jalan kecil (bagi yang pernah ke Tosokchon, restoran samgyetang yang terkenal itu, tempatnya berdekatan kok). Restaurant akan terlihat di sebelah kiri kalian, dengan bentuk bangunan hanok khas Korea, dan tulisan Vegan food. Bahkan di pintu depannya juga terdapat stiker ‘muslim friendly’ (bisa dapet diskon nih kalo makan di sini pas Halal Restaurant week event).
  
Dari pintu depan, gue sempet bingung ini beneran resto bukan, masuknya dari mana, karena kita langsung ke area courtyard. Mungkin karena saat itu sudah lewat jam makan, restorannya sepi. Celingak-celinguk, ada ahjumma yang lagi sibuk di courtyard dan kaya’ bilang ‘iya bener ini tempat makan, silahkan masuk ke dalam’, karena lihat gue yang kebingungan. Oh ternyata, emang gini susunan ruang di rumah tradisional hanok, jadi pintu masuk ke ruang makannya dari courtyard tadi. Haha seru, pengalaman baru. Di dalam, ternyata ada namja yang jaga meja kasir, sempet bingung buka sepatu gak, tapi si namja mempersilahkan masuk aja. Oh ternyata ga buka sepatu karena memang makannya duduk di kursi, bukan lesehan. Tapi nuansa tradisional koreanya masih terasa kuat. Keluarga gue impress dengan interiornya.
Menu makan siang yang kita pesen adalah set menu dengan beras merah (10.000 won) dan nasi yang dibungkus daun (12.000 won). Menu recommended yang udah gue cari tahu dulu di internet, karena harganya murah tapi ada banchan yang otentik juga. Tambahannya gue pesen tangsuyuk jamur (3.000 won) karena gue selalu ngiler kalo nonton variety show, bibimbab (9.000 won), dan bubur labu (8.000 won). Review pertama, menu set nya memang memuaskan. Banchan terfavorit adalah salad karena dressingnya enaaaakkkk banget, ada manis-manisnya tapi ga enek, bikin happy makannya. Sementara banchan otentik di sini adalah Pajeonnya. Beneran enak, light-crispynya ada di luar, tapi dalemnya lembuuutt. Ada juga kayanya kimchi lobak, entah kenapa kakak gue doyan. Trus ga ketinggalan kuah sop bening (entah apa namanya ini). Kalo bayam rebus, memang jenis comfort banchan. Selain itu, kimchi sawi dan kacang-kacangan juga jadi pelengkap banchan. Kalo brown rice, biasalah ya, sementara wraped rice ini agak unik. Tapi kalo menurutku rasanya ga se-spesial nasi bakar yang aroma daun pisangnya semerbak. Hehe.. Untuk lauk tambahan, tangsuyuk jamur rasanya juga biasa aja, belum bikin gue sampe ngeras “ooohh… gini toh rasa tangsuyuk...”. Menu tambahan yang juga jadi favorit adalah Bibimbab. Saosnya itu uasli uenake rek. Harus coba! Mungkin bisa dibilang bibimbab terenak yang pernah gue coba selama ini. Denger-denger nih, mereka buat saos sendiri loh. Kelihatan ada banyak earthen-ware, tempat biasa nyimpen saus home-made di courtyardnya pas masuk tadi. Untuk menu tambahan terakhir,  bubur labu, literely nasi yang dijadiin bubur dicampur sama labu. Udah gitu aja. Gue kirain macam cream-soup labu, ambyar ekspektasi. Haha… dan ini rasanya beneran hambar. Semakin disadarkan bahwa resto ini memang menyajikan makanan sehat. Emang sih di dapur gue ga ada penyedap, dan mulai untuk ga pake banyak garem, tp ga se-hambar ini juga. Karena anak micin udah ga tahan, jadilah bokap gue minta garem ke namja pegawai itu. Barulah terasa makanan ini di lidah.
   
Well, itu aja review tentang restoran muslim friendly, Maji Vegan Temple Food. Worth to visit buat yang mau ngerasain suasana makan di rumah tradisional, dan buat yang penasaran sama temple food tapi males kalo harus ke kuil di gunung. Lokasi strategis, ga jauh, deket main tourism attraction, ga susah dicari juga. Harganya pun tergolong ramah di kantong di banding vegan food muslim friendly lainnya yang di hotel berbintang atau yang masuk list Michelin guide. Plus, ini adalah makanan sehat. 잘 먹겠습니다~.







Komentar

Top post

Belajar Korea

Liburan Kulur-Kilir

A little girl (Reply 1988) Chord