Liburan Kulur-Kilir
Hari pertama
"kulur-kilir"? entahlah kata ini masuk ke dalam kamus bahasa Indonesia atau tidak. hmmmm... kaya'nya ini bahasa Palembang ya. hehe... kata "kulur-kilir" ini biasa saya pke dalam kehidupan sehari-hari yang sama artinya dengan kata "wara-wiri". Tp klo pke "wara-wiri", nanti sama dong dengan salah satu acara program di TV.
ok, cukup penjelasan tentang kata pada judulnya. klo dilanjutin lebih panjang, ntar jd pelajaran bahasa Indonesia.
Siap-siap mulai...............
Pada bulan februari, entah dari mana (saya lupa), saya mendapat kabar bahwa airasia akan mengadakan promo. Karena inget mama pernah bilang, "nanti kita ke malay lagi (tapi maksudnya yang 'lagi' itu si mama, sedangkan saya belum pernah sebelumnya), klo saudaranya tante atma itu nikahan. katanya sih bulan april 2012.". Selalu saya ingat kalimat itu, karena hasrat untuk liburan, apalagi ke luar negri, dan kebetulan saya belum pernah menginjakkan kaki di negeri upin-ipin itu. Setelah saya lihat-lihat web nya airasia, dan mencocokkan tanggal, dapatlah tiket PP PLM-KUL seharga 300an ribu rupiah. karena ada masalah di kartu kredit, akhirnya kita membeli ticket di counter-counter, dan kena charge sehingga harga tiketnya bengkak jadi 400an ribu rupiah. (TT__TT)..
Padahal sebenarnya saat memesan tiket ini, saya dalam masa-masanya TA. namun alhamdulillah..... sekarang sudah lulus. ga tau saya tamat ato tidak nantinya, yg penting saya udah pesen dan punya tiket untuk liburan. wkwkwk..
Pikul 10.00 WIB tanggal 27 April 2012, saya, mama, dan Bi Arfah (adeknya mama yg selalu ikut kita klo liburan ke luar negeri. baca juga ceritanya "Katro Ngelancong" di sini), sudah duduk manis menunggu di dalam bandara Sultan Mahmud Badaruddin II. Satu jam menunggu, sambil mengisi permit imigrasi itu, akhirnya datanglah tante atma beserta rombongan. Perlu di jelaskan sedikit, tante atma adalah teman mama sejak sekolah dan bekerja dulu. Saudara-saudara kakek nya tante atma ini lah yang merantau sampai negeri seberang. Untungnya kakek tante atma ini rajin cerita ke tante atma tentang saudara-saudaranya. Tante atma pun hapal siapa-siapa saja saudara-saudara kakek nya itu, dan yang mana kemana, diajak siapa mereka merantau itu. Pokoknya tante atma lah yang paling tau silsislah keluarganya. Jadi, kita liburan ke Malaysia ini tujuan nya mau ke acara nikahannya saudara tante atma. Padahal sih, sebenernya yah, mumpung gituuu.. mumpung ada acara, bisa sekalian liburan, jalan-jalan, dan tdk perlu susah memikirkan untuk tempat tinggal. wkwkwk...
Tante atma pun tidak sendirian. Bersama bibi nya (saya manggilnya mbah), dan sepupunya, anak si bibi nya (yang saya panggil om.... nah lho, lupa namanya. padahal baru seminggu sejak berpisah di bandara kemaren... ?_?). Karena mau mengunjungi keluarga, kita pastilah membawa buah tangan (oleh-oleh). Karena Bi Arfah kebagian bikin pempek, mama bawa rendang, jadi tante atma dan rombongan membawa kue lapis dan kemplang/kerupuk berkantong-kantong.
Karena tiket kita udah di check-in, entah bagaimana caranya, kita pun tinggal naroh barang di bagasi. Tapi, karena mau berhemat, kita cuma beli 1 bagasi seberat 15 kilo. dan saat menimbang bagasi, mas-mas airasia ini bilang mau lihat bawa'an kita sebanyak apa. Aih, pelit nih airasia, masa' smpe barang yang kita bawa sendiri di kabin pun harus di perhitungkan juga. '1 orang hanya boleh membawa 2 tas. satu tasnya maksimal 7kg'. alasannya sih karena penumpang mereka kali ini banyak. dan setelah saling ngotot, akhirnya kita disarankan untuk menambah 1 bagasi lagi. dan satu orang membawa 3 tas. fuiiih... --,--"
Setelah lewat mas-mas airasia yang sewot itu, kita naik ke atas. Imigrasi untuk pesawat airasia belum buka. kita nunggu sebentar. setelah sholat dzuhur, kita pun langsung masuk imigrasi. lanjut ke ruang tunggu. tak lama kemudian, pintu menuju gangway (betul ga ini namanya? yang jalan untuk masuk ke pesawat, kaya' belalai itu lho...) dibuka. setelah antri tiket, kita masuk pesawat. agak sedikit lucu di dalam pesawat, karena saya tidak terbiasa dengan bahasa melayu. Memang sih, saya tinggal di sumatera, yang sepertinya tidak terlalu sulit untuk memahami bahasa melayu. Tapi kata 'tali keledar' entah mengapa terasa menggelitik.
Satu setengah jam perjalanan di udara. jadi inget kata temen yang pernah terbang dengan ariasia, katanya "pesawatnya terbang rendah, agak serem". dan memang pesawatnya terbang tidak terlalu tinggi. Saya masih bisa ngeliat, sekarang kita diatas daratan ato diatas lautan, dan diseberang sana adalah daratan. Setelah akhirnya menyebrangi lautan, tiba di daratan, pesawat pun belok-belok, miring-miring entah kemana. kemudian mendarat.
Tibalah kami di terminal LCC. Jalan dari turun pesawat hingga masuk terminalnya jauh. mungkin jauuuuuhhhh banget. mana jalannya di luar lagi, panas. setelah menges-menges jalan jauh sambil membawa tas yang lumayan berat, tibalah kami di dalam terminal. Tapi ada sedikit masalah, kami kehilangan 1 tas yang tadi disarankan oleh mas-mas airasia yang sewot itu. padahal isi tas itu oleh-oleh, kue lapis dan kemplang/kerupuk. Setelah kita lapor, petugas airasia tersebut bilang kalo kemungkinan tas nya tertinggal di palembang. tuh kan, padahal tadi pesawatnya ga full lho penumpangnya, kursinya masih ada yang kosong. Daripada tasnya hilang/ketinggalan, mending tadi tas nya kita bawa aja ke kabin, dudukin tuh di kursi yg kosong.
Selesai mengurus tas yang hilang, kita keluar terminal dan bertemu bibi (yang saya panggil nenek) nya tante atma. Dari LCCT, kita ke rumahnya nenek tini ini di daerah banting, kanchong darat, selangor. perjalanan darat menggunakan mobil yang dikendarai atuk (pamannya tante atma, suami nya nenek tini) memakan waktu sekitar 1 jam.
Ternyata Malaysia panas juga yak. di sepanjang jalan, banyak sekali pohon/kebun sawit di pinggir jalan. Rumah nenek Tini ini bukan di kota yang ramai, tapi sudah agak di pinggir kota, di dareah kebun sawit. yah, kaya' di dusun lah klo orng palembang bilang. Rumahnya pun kebanyakan rumah panggung. kaya' upin-ipin itu lho. tapi rumah nenek tini sudah landed house.
Setelah makan malam, atuk bilang "istirahatlah, besok kita jalan".
Komentar