Muslim berwisata ke Korea

Korea bukanlah suatu negara muslim. Namun, bukan berarti muslim ga boleh berkunjung ke Korea. Memang, sebagai seorang muslim, sedikit sulit untuk tetap menjalankan syariat agama. Tapi bukan berarti ga bisa. Berikut beberapa pengalaman saya sebagai seorang muslim saat berwisata ke Korea Selatan.
Seoul
Sebagai ibu kota, Seoul merupakan kota yang bisa banget untuk dikunjungi muslim. Kesadaran akan turis muslim-pun mulai terlihat di beberapa tempat. Seperti Myeongdong misalnya, yang banyak terdapat penjual yang menjajakkan berbagai jajanan khas korea, telah saya temukan tanda ‘halal’ di gerobak yang menjual udang dan rajungan goreng seharga 5.000 won. Selain itu, ada juga penjual kebab yang berteriak “halal” saat saya melewati kios jualannya. Pernah juga yang saya temui salah satu penjaga restoran yang lagi-lagi memanggil kami untuk bersantap malam di restoran mereka sambil berkata “halal”. Tidak hanya itu, saya juga sempat mencicipi beberapa jajanan korea yang terkenal seperti Odeng, Tteokpokki, Gyeranpang, Bungeopang, Chestnut, Grilled cheese yang insyallah aman untuk dikonsumsi muslim karena tidak terbuat dari daging kecuali ikan.
Tempat lain di tengah kota yang saya rekomendasikan adalah kantornya KTO (KTO Headquarters) yang berada di tepi sungai Cheonggyecheon. Di sini, lo bisa leyeh-leyeh klo abis kecape’an belanja di Myeongdong. Atau lo bisa lihat-lihat seabrek brosur mengenai pariwisata korea sampe malek. Klo takut ngabisin waktu, bisa langsung konsultasi sama petugas di sana. Yang paling seru adalah area KPOP yang bisa foto-foto sama Hallyu virtual. Mayan daripada kagak. Dan yang paling berfaedah adalah adanya musholla. Kecil tapi alhamdulillah. Ga perlu ambil wudhu di wastafel toilet karena sudah ada tempat wudhu-nya. Jadi, klo kalian pas masuk ke dalam gedung ini, dan kemudian ditanyain mau ke mana, bilang aja mau ke “muslim praying room”. Di lantai atasnya lagi ada museum yang memberikan edukasi mengenai hidangan korea. Dan di lantai yang lebih atasnya lagi, ada bench layaknya kontes memasak yang bisa kita pake untuk praktek masak hidangan khas Korea. Saya waktu itu ikut program masak ini. Dan karena saya muslim, saya diberi hidangan yang friendly (karena di awal saya berniat untuk tidak memakan daging yang tidak diproses sesuai syariat agama), yaitu Japchae (์žก์ฑ„) dengan mushroom. Untungnya waktu itu saya dibantu sama seonsaengnimnya, jadinya masakan saya enaaaakkkk~. (cek info lengkap tentang KTO Headquarters di web KTO). 
Masakan khas korea yang enak-enak sebenernya banyak dan mudah banget didapat saat berkunjung ke Seoul. Tapi ga semuanya aman untuk dikonsumsi muslim. Naahhh… buat temen-temen yang pengen banget makan khas korea dengan suasana khas korea, kalian bisa mengunjungi salah satu restoran vegetarian yang cukup terkenal yang terdapat di Insadong. Restoran ini berada di bangunan hanok khas korea. Saat masuk ke dalam, kitapun diminta untuk melepas alas kaki, karena area makannya duduk lesehan di lantai. Di sini, kalian bisa mencicipi berbagai hidangan khas korea dengan aman karena semuanya merupakan olahan sayur dan jamur yang dibuat sedemikian rupa seperti aslinya. Apabila temen-temen memesan menu set, yang datang ke meja pun akan rame oleh banchan. Banchannya juga dari olahan sayur dan jamur. Dan yang pasti enak-enak!. Harganya pun ga terlalu mahal. Sekitar 10.000 won. Waktu itu, gue juga pesen Naengmyeon (๋žญ๋ฉด), mie dingin yang biasanya ada irisan dagingnya, trus mandu, yang biasanya juga pake daging. (cek info lengkap tentang Osegyehyang di web KTO).
Itaewon
Salah satu daerah di Seoul ini memang terkenal sebagai kawasan turis. Di sini banyak terdapat orang non-korea dengan suasana yang juga ga korea-korea banget. Begitupun dengan nuansa islami. Kawasan ramah muslim di Itaewon letaknya ga jauh dari Stasiun subway exit 3. 450 km dari stasiun, dengan jalanan berkontur naik, terdapat Masjid Raya Seoul. Biasanya masjid ini menjadi andalan bagi traveller kaum adam saat hari jumat. Untuk kaum hawa, tempat wudhu ada di area belakang masjid. Trus tempat sholatnya di lantai 3, naik tangga di bawah tangga utama yang gede. Di dalem ada mukenah dan sajadah, jadi ga perlu khawatir. (cek info lengkap tentang Seoul Central Mosque di web KTO). 
Di sekitaran masjid, banyak terdapat restoran dan supermarket halal dan ramah muslim. Nah, habis sholat boleh deh tinggal pilih mau makan di mana. Waktu itu saya pilih secara random, salah satu restoran halal self-certified. Pesen Pancake Kimchi (Kimchijeon/๊น€์น˜์ „), dan menu set Spicy chicken stew (Dakdoritang/๋‹ญ๋„๋ฆฌํƒ•). Satu restoran lain yang sempat saya kunjungi adalah restoran yang menyajikan hidangan timur tengah. Sebenernya ga tau juga ya restoran ini halal atau tidak. Tapi, menu yang kita pesen waktu itu hummus, sate ayam bakar, sate udang bakar, pizza zaitun, dan pitta bread (yang ingetnya itu aja). Harganya lumayan. Untungnya waktu itu ditraktir. Hehe..
Nami (Gapyeong)
Area lain di luar Seoul yang ramah muslim adalah Nami di Gapyeong. Nami island sangat indah dikunjungi karena nuansa alamnya yang indah. Saat musim semi, ada bunga sakura dan bunga lain yang cantik. Saat musim panas, terasa rindang oleh hijau pepohonan. Saat musim gugur, dedaunan berwarna-warni, saat musim dingin, diselimuti putihnya salju. Sebagai destinasi wisata yang terkenal, Nami Island telah menyediakan musholla yang cukup gede, dan ada area wudhu. Ada juga restoran Halal (Dongmun Asian Family Restaurant) dengan berbagai menu khas korea seperti bulgogi bibimbab, nasi cumi, udon, dll, dengan harga sekitar 10.000 won. (cek info lengkap tentang Nami Island di web KTO ini)
Pilihan restoran ramah muslim yang lain adalah Kkokko Chuncheon Dakgalbi. Saat itu pilih restoran ini karena ada stiker Halal week di dekat pintu masuk dan salah satu rekomendasi HHWT. Dakgalbi adalah hidangan serupa ayam bakar khas daerah Chuncheon, daerah di mana Nami island berada. Ayam beserta kol, daun bawang, bawang bombay, kentang dan ada juga ricecake-nya dimasak di dalam kuali gede di atas meja dengan saus gochujang (sambal). Saat semua bahan di dalam kuali sudah matang, cara makannya pun khas korea, bahasa sana nyebutnya 'ssam' (์Œˆ), yaitu dibungkus dengan daun selada bersama kimchi. Harus coba begini kalo makan di Korea, rasanya memberikan sensasi yang berbeda. Sama seperti restoran korea pada umumnya, restoran ini juga menyajikan banchan yang bebas tambah sendiri kalo doyan. Gue saat itu nambah saladnya yang enak dan asinan timun yang ramah untuk lidah Indonesia. Satu porsi dakgalbi seharga 11.000 won per-orang, tapi minimum pemesanan adalah untuk 2 orang. Saat itu gue makan bertiga dan kenyangnya puoolll.
Sebagai tambahan, sedikit tips untuk temen muslim saat berwisata ke Korea, saat kalian tidak bisa menemukan tempat khusus sholat, kalian bisa sholat di mana aja, di tempat yang jarang dilalui orang. Pengalaman saya saat di suatu tempat wisata, kita mencari sudut kecil yang agak sedikit tersembunyi. Trus sholatnya gantian sama temen yang lain biar ada yang jagain. Masalah wudhu, bisa ambil melalui wastafel di toilet. Tapi tetep harus menjaga kebersihan toilet. Airnya jangan sampai berceceran kemana-mana. Selesai wudhu, bersihin dan lap percikan air yang tercipta saat proses kita mengambil wudhu. Untuk membasuh kaki, JANGAN pernah angkat kaki ke wastafel, tapi bisa dilap menggunakan tangan atau handuk basah. Atau pilihan lainnya adalah, menampung air di wastafel di dalam botol terlebih dahulu, untuk kemudian kaki kita dibasuh di kloset dalam bilik toilet. Bila sedang melakukan perjalanan, silahkan sholat di dalam bus/kereta. Sebelumnya boleh ambil wudhu terlebih dahulu di toilet. Atau enggak, kalau terpaksa, ya tayamum aja. Kabar baiknya, bagi temen yang mau pulang setelah wisata, dan nunggu cukup lama di Incheon airport, telah tersedia musholla yang bisa digunakan untuk sholat di terminal keberangkatan dekat gate 24. Memang temapt wudhunya ga ada, tapi bisa ambil di toilet. Banyak kok turis muslim berparas melayu yang sholat di sini.
Untuk makanan, harus lebih berhati-hati. Lebih baik kalian mengetahui bahan dasar yang digunakan uantuk memasak hidangan tersebut. Pernah teman saya memesan Jajangmyeon. Namun kemudian saya menyadari bahwa pembuatan saus Jajangmyeon menggunakan daging babi. Biar dijadikan pelajaran buat temen muslim yang lain. Memang lebih aman memesan hidangan laut. Walaupun harga makanan yang menggunakan daging babi cenderung lebih murah. Yang bisa membaca huruf korea atau berkomunikasi menggunakan Bahasa korea akan lebih mudah terbantu lagi. Saya pernah memesan Jeonju bibimbab dan bilang “gogireul nohjimaseyo..”, walaupun pelayannya agak bingung karena ciri khas jeonju bibimbab adalah pada dagingnya, tapi saya tetep keukeuh ngulang bilang “nee.. gogireul nohjimaseyo..”.
Selamat berwisata ke Korea. Semoga bermanfaat untuk tetap menjaga keimanan dan syariat agama.

Komentar

Kangniel mengatakan…
Eonni kapan ke Korea lagi ^^
Unknown mengatakan…
Pengen juga ke korea.. Insya Allah๐Ÿ˜Š
Debby mengatakan…
Halo, saya untuk sementara belum ada rencana ke korea. Tapi temenku ada yang buka opentrip backpacker. Bisa cek ig bejalan.yok (https://www.instagram.com/bejalan.yok/)
Debby mengatakan…
Semoga nanti akan datang kesempatan utnuk kamu ke korea ya, insyallah.

Top post

Belajar Korea

Liburan Kulur-Kilir

A little girl (Reply 1988) Chord