Liburan Padet

Part 5

Karena kecape’an kemaren, pagi ini aku bangunnya ga pagi-pagi banget. Belom ada rencana hari ini mau kemana. Wak azza, yang bekerja sebagai guru, lebih tepatnya kepala sekolah suatu sekolah dasar, ngajak aku sama mama ke sekolahnya. Dia mau ijin bolos lagi. Biar temen-temennya tau klo emang bener ada saudaranya datang, maka untuk membuktikannya, kami diajak ke sana. Pulang dari sana, aku sama saudara-saudaraku nonton dvd d rumah. Karena hari ini hari jumat, saat siang menjelang, saudara-saudaraku yang cowo siap-siap pergi ke masjid. Tinggallah aku, mamaku, dan wak ku di rumah. Mama sama wak azza asyik cerita-cerita di dapur. Aku bengong sendirian di kamar. Tidur-tiduran. Mana panas banget suasana kota semarang hari ini.

Pas saudara-saudaraku sudah pulang, kami diskusi-diskusi, dan akhirnya memutuskan untuk pergi ke kota lama semarang. Kebetulan mamaku juga mau beli ticket kereta malem tujuan bandung. Dari rumah, kami ke stasiun kereta api dulu. stasiun keretanya bagus. Jadul. Bangunan jaman belanda. Beda sama stasiun di kotaku, yang keliatannya ga keurus. Begitu masuk stasiun, panas kota semarang ga terasa lagi. Adem. Mungkin karena plafondnya tinggi banget. Bisa 2 sampe 3 tingkat. Setelah dapet ticket, aku dan saudara-saudaraku pergi ke kota lama, sedangkan mama sam wak azza ke pasar Johar (biasa... ibu-ibu).

Di Kota Lama kita Cuma bengong. Panasnya kota semarang bikin males. Jadi Cuma duduk-duduk di bawah pohon sambil menikmati semilir angin yang bertiup. Karena aku ngerasa saynag banget klo di sini Cuma duduk-duduk, aku minta di foto-foto. Hehehe.... tapi sayang, hasilnya kurang bagus. Matahari semarang yang terik bikin gambar orang yang berfoto jadi gelap. Kota lama Semarang ga beda jauh dengan kota tua jakarta. Bedanya klo di kota tua tu kan ada plazanya yang bebas kendaraan, tapi di sini, kayaknya ga ada plazanya dan ga bebas kendaraan. Menurut sepupuku, bangunan favotrit buat foto-foto di sana adalah gereja (lupa namanya), sama bangunan yang sekarang di jadiin kantor Jiwa Sraya. Kata sepupuku, di sana klo malam mulai rame, dan suasananya mencekam. Sama kaya’ lawang sewu. Hmmm... apa di semarang memang banyak tempat mistis?



Bosen cuma bengong karena kepanasan di sana, akhirnya kita ke DP Mall. Buat dinginin badan. Tapi di mall tersebut juga kita Cuma jalan-jalan keliling-keliling sambil lagi-lagi bengong. Bingung ga ada tujuan. Dan akhirnya diputuskan untuk pulang ke rumah. Tapi, tadi sebenarnya kita di suruh ke masjid agung semarang dulu. karena ntar takut bengong lagi, akhirnya kita membatalkan untuk pergi ke masjid. Pulanglah ke rumah naek taksi.

Di tengah perjalanan, kak emil dapet telpon. Setelah bicara dengan orang di seberang telpon dan banyak mengeluarkan kata ”yo..yo...” kak emil langsung bilang ke sopirnya ”pak, kita ke masjid agung semarang aja”. Dan langsung kak emil noleh ke belakang dan bilang ke kami-kami ”di suruh ke masjid”. Kita manut aja. Berbalik arah lah taksi yang kami tumpangi tadi.

Setelah sekian menit perjalanan, tibalah kami di komplek Masjid Agung Semarang. Aku dan saudara-saudaraku (yg dr palemabang) terkagum-kagum melihat gede’nya masjid dan pelatarannya. Saudaraku bilang ”untung ga jadi pulang ke rumah tadi, klo enggak, bakalan nyesel.” dan begitu jugalah dalam hatiku berkata.
 
Turun dari taksi, mama nelpon. Mama bilang ”aku dah nunggu di pintu depan nih”. Lha karena aku baru pertama kali ke sini, aku bialng ”pintu depannya d mn? Aku ga tau”. Setelah memutuskan sambungan telepon, aku dan saudaraku kagum ngeliat menara masjid yang tinggiiii banget. Jadi kita mutusin buat naek ke atas menara, itu pun klo bisa dan klo dibolehin sama petugasnya. Dan ternyata, beruntunglah kami, karena pas masuk ke dalam (lantai dasar) menara, kami melihat loket pembelian tiket naek Menara. Setelah membayar 5000 rupiah perorang, kami masuk ke dalam lift. Utnuk mengetahui berapa ketinggian lift, aku ngelihat angka yang menginformasikan di lantai berapa kita sekarang. Pada saat angga 3 keluar, kok lama banget ya angka 3 nya muncul. Dari tadi angka 3 terus. Apa ada orang yang mau masuk lift di lantai 3? Tapi lift tetap melaju dengan cepat. Tiba-tiba angkanya berubah dari angka 3 langsung jadi angka 18. lho? Mungkin di menara ini ga ada lantai 4 sampe 17. jadi langsung ke 19. kami berenti di angka 19. lift terbuka, kami langsung menuju luar ruangan. Angin yang deras menyambut kami. Wuiiihhh... anginnya kenceng banget. Sampe-sampe jilbabku terbang-terbang ga karuan. Pemandangan dari atas sini bagus. Yah, karena aku ga pernah ngeliat pemandangan dari tingkat yang tinggi, jadi aku bilangnya bagus. Di sekitar masjid terhampar hijaunya sawah. Lalu terlihat atap-atap rumah. Kemudian di ujung arah utara ada laut, dan diujung arah selatan ada bukit/gunung/pegunungan (ga tau lebih tepatnya apa). Lalu kita foto-foto. Untung di sana ga terlalu rame. Kakakku bialng ”eh, bentar lagi pemandangannya bagus, sunset”. Trus aku bilang ”iya, bagus sih bagus, tapi ntar kita ketinggalan kereta” di bilang ”oh iya ya...”. setelah puas foto-foto, kami turun ke bawah dan menuju ke masjid. Mamaku dari tadi subk nelpon nyuruh kami ke masjid buat sholat. Sampe di pelataran masjid, sayang banget kaya’nya ga foto. View nya bagus-bagus. Bangunannya keren. Arsitekturnya bagus (^^v). Lalu aku sholat ashar. Selesai sholat foto-foto dulu di dalem masjid. Mumpung masjid nya lagi sepi. :P. Puas foto-foto kita memutuskan untuk pulang. Awalnya kami nelpon taksi. Tapi karena ga begitu lama lewat bus yang searah untuk pulang ke rumah, kita putuskan untuk naek bus aja. Dan biarin tuh taksi bingung nyari penumpang yang nelpon. (waw, kejamnya kami).


Sampe di rumah udah maghrib. Selesai sholat, beres-beres barang. Trus makan malem. Dan kemudian siap-siap berangkat ke stasiun. Aku, mamaku, kakakku, dan adek sepupuku mau ngelanjutin perjalanan ke Bandung. Sampe di stasiun jam ½ 9. setelah 1/ jam menunggu, datanglah kereta yang akan kami naiki. Karena barang bawaan kami banyak, jadi kami buru-buru naek kereta. Sayangnya kami dapet kursi paling belakang. Jadi dengan susah payah ngelewatin orang-orangn yang lagi sibuk naekin barangnya ke atas kabin (lho? Ga tau klo di kereta di sebut apa tempat naroh barang yang ada di atas kepala). Ga berapa lama kami duduk di kursi masing-masing, kereta mulai jalan. Kami melambai-lambaikan tangan ke arah keluarga kami yang telah berbaik hati menampung kami selama di semarang hingga mengantarkan kami ke stasiun. Makasih banyak ya! Kamsahamnida! Anyong! Saranghae!


Komentar

Top post

Belajar Korea

Liburan Kulur-Kilir

A little girl (Reply 1988) Chord