Bebeb Berkelana di Korea

PART 2

Day 1 – Day 2

BDO-KL-ICN

Sudah dari jauh hari saya persiapkan pakian yang akan dikenakan nanti saat liburan ini. Dengan selektif saya memilih pakaian demi meminimalkan bawaan karena saya tidak memesan bagasi. Saya pun memilih pakaian dan jilbab yang tidak terlalu tebal. Tapi untuk mengatasi suhu musim gugur di akhir oktober, saya juga menggunakan daleman panjang (manset&legging). Untuk jaga-jaga dari kedinginan, saya juga membawa jaket parasut tipis, hanya untuk menghalau angin saja saya pikir, dan juga sebuah pasminah tebal untuk dijadikan syal sekaligus alas sholat.

22 november 2013, jam 2 siang, setelah sholat dan makan siang, saya pergi ke bandara mengandalkan angkot cicheum-ciroyom dengan lama perjalanan sekitar 80 menit seharga Rp 7.000,-. Sampe di bandara, check-in. Langsung dapet 2 boarding pas, karena penerbangan saya merupakan fly-thru.

Transit di KLIA2

Sekitar jam 20.00 waktu setempat, untuk pertama kalinya saya mengunjungi KLIA 2 ini. Bandaranya sudah jauh lebih bagus dari LCCT. Penunjuk arah juga sudah jelas. Namun counter transfer malam itu sepi. Saya sempat ragu dan bingung. Untungnya ada penumpang lain yang menuju transfer hall, saya tinggal ngikutin mereka aja. Di transfer hall, saya sholat, makan bekal yang dibawa dari rumah, dan sempat jalan-jalan. Sempet sedih sih makan bekal sendiri di tempat asing. Beli aqua botol seharga 2,25 RM. Saya juga sempat sketsa. Namun 12 jam transit itu lama juga yak. Sekitar jam 23.00, saya memutuskan untuk bersiap-siap tidur. Sudah ada beberapa orang yang tiduran di lantai, di tempat yang agak tersembunyi. Tidak semua tempat duduk di transfer hall ini bisa ditiduri selonjoran. Karena saya tidak nyaman tidur dalam posisi duduk, sayapun berencana untuk tidur di musholla. Eh tapi, di musholla ada petugas imigrasi yang sedang santai-santai. Agak takut sih sama tuh orang. Yah daripada saya diusir pas tiduran di musholla, maka saya memutuskan untuk tidur di kursi tunggu yang tidak jauh dari wc dan musholla. Sudah ada 2 orang yang tidur selonjoran saat itu. Ada 2 kursi juga yang posisinya sudah diatur tapi ga ada orangnya. Langsung deh saya tiduran di kursi itu, berbantalkan tas ransel, berselimut jaket, menutup mulut dengan masker, dan menutup mata dengan kacamata hitam. Suatu pengalaman baru.

The way I sleep in airport.

Saya pun tidak dengan mudah tidur. Cukup lama saya memperhatikan dari balik kacamata hitam saya, orang yang lalu-lalang sambil melihat ke arah saya. Malam itu saya tidak bisa tidur nyenyak dan pulas. Sekitar jam 02.00, ada cewek india yang memasang posisi untuk tiduran di kursi sebalah saya. Saat saya perhatikan, ada 2 cewek asia lainnya yang juga besiap tiduran di kursi di depan saya. Asyik, banyak teman pikir saya dalam hati. Tapi tetap saya ga bisa tidur. Jam 3, saya putuskan untuk pindah sekaligus jalan-jalan saja. Ternyata oh ternyata, di luar sana banyak sekali orang bergelimpangan di lantai sedang tidur juga. Ckckck... tau gitu, gue juga ikutan tidur di lantai aja tadi. Tapi apa daya, daripada saya ketiduran dan tertinggal pesawat, saya duduk-duduk aja, beli sarapan di Mcd seharga 9,7 RM (tapi akhirnya ga dimakan karena ga begitu laper). Dan sholat subuh. Papan pengumuman pun sudah memberikan informasi dimana pintu keberangkatan menuju Incheon. Lalu saya menuju gate Q13. Paling ujung. Saya sempat membeli air mineral (2 RM) sebelum naik pesawat. Tapi sayang, ga ada air mineral botolan, mungkin emang disengaja supaya ga dibawa naek ke pesawat. Tapi saya sih, bawa aja air mineral gelas itu, daripada dehidrasi di atas pesawat. Hehee..

Air Asia

Pesawat Airasia Kuala Lumpur – Incheon ini adalah pesawat besar dengan seri D7. Memiliki 9 tempat duduk dan dua koridor dalam satu barisnya. Tipe pesawat untuk perjalanan jauh (sebelumnya pernah naik yang Singapore Airlines).

Saya kebagian di nomor B, di sisi pinggir, tapi diapit oleh 1 kursi di kanan dan di kiri saya. Yang duduk di sebelah kiri saya adalah makcik asal malaysia. Sempat sedikit mengobrol untuk membunuh waktu. Kalo ngobrol sama orang malaysia kayanya lebih baik pake bahasa inggris, daripada sok melayu, tapi ga nyambung. Selama di atas pesawat, saya sempet bosen. Tidur, ga mau merem. Udah gambar dan bikin tulisan untuk ucapan ulang tahun abang. Trus ga tau lagi harus apa. Baterai hp mau dihemat. Takut juga ngidupin hp di atas pesawat. Karena saya tidak memesan makanan, saya menghemat makan muffin burger dan hashbrown yang sempet beli di mcd tadi pagi. Untungnya sudah terbiasa menahan lapar kalo keasyikan tesis. Sekitar satu jam sebelum mendarat, baru ngajak ngobrol oang yang duduk di sebelah kiri ku. Sedari tadi cewek ini tiduuuurrrr mulu, makanya baru sempet diajak ngobrol sekarang. Ga  enakan juga kalo didiemin terus. Ternyata oh ternyata, cewek ini adalah orang korea. Namanya Songyi. Awalnya aku kira dia orang cina malaysia, makanya agak sungkan ngajak ngobrol. Eh, sekalinya aku nanya “where are you from?”, berkembanglah obrolan kami. Dia malah curhat sebenernya dia bete sama airasia. Trus dia juga penasaran nanya tentang jilbab. Aku juga sempet lihatin foto liburan di lombok, dan dia surprise waktu ngelihat foto ayunan yang di pantai itu. Aku bilang kalo pengen makan live baby octopus, eh dia langsung kegirangan. Hahaha.. Dia juga nyaranin buat ke Bukchon, karena katanya di situ bagus. Hingga akhirnya terdengarlah pengumuman bahwa pesawat akan segera mendarat.

Incheon

Pas keluar pintu pesawat, gue baru nyadar bahwa kresek yang gue tenteng, yang berisikan air minum gelas dan hp yang sedang di charge pake power bank, meneteskan air. OH MY GOD. Gue lupa ngabisin air minum, padahal tuh air emang disisain buat gue minum sebelum turun pesawat. Karena keasyikan ngobrol sama songyi nih. Huhuhuhu.... Buru-buru gue nadah tetesan air dengan tangan gue yang satu lagi, sambil mengontrol ekspresi muka gue supaya tetep datar. Begitu menemukan toillet, gue langsung cek kresek tsb. OH MAN, DAMN. Hape gue BASAH KUYUP. Indikator airnya berubah warna merah. (TTT___TTT). 나는어떻게..? Ya udah deh, gue ga mau berlarut-larut mikirin hp ini, biar ga ketinggalan rombongan, nanti gue nyasar di bandara lagi (ga lucu kan). Gue lalu mengikuti alur orang yang bergerak sambil menata hati yang suram ini. Setelah selesai imigrasi, keluar bandara, trus gue bingung kemana lagi. Celingak-celinguk. Ada meja informasi. Ambil peta. Trus bingung lagi. Mana pas nyobain ngidupin hape, ga mauu iduuuupppp... (T^T). I can rely on my self only start from now. It’s time to use and test my insting. Pertama-tama, beli T-money di convenience store terdekat, Se7el. Untung pelayannya langsung ngerti pas aku cuma bilang “t-money”, harga kartunya (kosong tanpa saldo) 2,250 won. Trus dia nanya, mau di isi berapa, “20.000”. Selesailah proses jual beli. Berikutnya, tinggal ngikutin papan petunjuk arah yang bertuliskan ‘Arex Airport Railroad’. Dan tibalah gue di spot yang fotonya banyak gue lihat. Awalnya gue agak ragu, nih T-money beneran bisa dipake buat ke seoul ga sih? Celingak-celinguk sana-sini. Sebelum masuk gate yang buat nge-tap kartu, sempet nanya sama petugas, “I’ve bought this  T-money, so I just need to tap this card only?”, dan beliau menjawab “yes”. “thank you”. Akhirnya, stelah mengurangi saldo t-money sebesar 3,750 won, duduk manislah gue di dalam tuh all stop train. Tapi tetep sambil meratapi nasib hape yang ga mau hidup juga. Gue pun sempat berdialog dalam hati, “ya allah, ngapo liburan aku berawal tragis mak ini? Maafke aku ya allah men aku banyak salah”. Gara-gara hp rusak, ga bisa lihat jam, ga bisa ngabarin keluarga, ngabarin temen rombongan, dan ga bisa foto-foto. Gue bener-bener merasa terasingkan sendirian di negeri orang yang antah-berantah ini. Tapi untung sih, gue bawa SJCam. Jadinya masih bisa foto dan lihat jam, walopun ga tau itu jam GMT + berapa.

Airport (Incheon) railroad station

Part 1