71 Into The Fire

Film-film peperangan (action genre) adalah salah satu jenis film yang saya sukai. Tapi saya lebih suka perang-perangan yang militer (army), entah kenapa merasa keren aja gitu si tentara-tentara yang lagi perang. Seru bwok. Tapi saya tidak suka kalo yang perang-perangan kolosal, kaya' kaisar-kaisar-an gitu. Entah kenapa males aja liatnya, mungkin kostumnya riweuh banget. Kalo kostum amry bagi ku sih keren.. (^^)b

Lanjut ke cerita, balik ke judul, film 71 Into The Fire, adalah film tentang pertempuran jamannya korea selatan vs korea utara. Diangkat dari kisah nyata lho!

Oh Jang Beom, adalah seorang siswa yang dengan sukarela (sepertinya begitu) ikut membantu tentara korea selatan untuk berperang melawan, korea utara. Yah, krn masih siswa tugasnya hanyalah membantu ini itu.  Pada saat daerah korea selatan tempat ia bertugas mendapatkan serangan dari korea utara, ia ditugaskan oleh kapten (pemimpin perang) untuk mengantarkan peluru/amunisi ke gedung berlantai 3, yang merupakan tempat tentara korea selatan menembaki para tentara korea utara dari atas gedung. Dengan susah payahnya ia mengantarkan peluru/amunisi ke gedung tersebut di tengah hujannya tempakan senjata api dan dentuman bom. Hingga akhirnya ia sampai di atas gedung dan menyerahkan amunisi tambahan itu. Tak lama setelah ia turun dan keluar dari gedung lantai 3 tsb, gedung itu menjadi sasaran tembakan misil tentara korea utara.
(Huaaahh... untung dia udah turun. And you know what, saat itu gue nyadar, nih pemeran oh jang beom kaya'nya si TOP ya? Krn msh belum yakin, lanjut nonton aja deh. Lagian juga di sini wajahnya cuma diliatin sekilas2 sebentar2).

Keadaan semakin kacau, saat oh jang beom berlari untuk menghindari tembakan dan bom, ia pun di tarik/diselamatkan oleh sang kapten. Sang kapten menyuruhnya untuk tetap di belakang. Naas nya, saat itu hanya tinggal kapten dan oh jang beom saja berdua, dan sang kapten terkena tembakan. Bukan hanya itu, sang kapten nya juga di tusuk oleh tentara korea utara dengan senpan laras panjang. Melihat kaptennya tersiksa, oh jang beom mencoba untuk menembak tentara korut dengan senapan yang ia miliki. Mungkin krn ia seorang tentara siswa dan sebelumnya belum pernah menggunakan senapan, ia tidak tau kalau senapannya tidak berisi peluru. Dengan tangan gemetar ia mengeluarkan peluru dari saku celananya. Belum sempat ia memasukan peluru ke dalam senapannya, telah datang tentara korsel yang menembaki tentara korut tsb. Krn syok melihat apa yang terjadi di depan matanya, Oh Jang Beom hanya terdiam melihat sang kapten.

Beralih ke scene berikutnya, Oh Jang Beom menggendong sang kapten yang terluka parah untuk segera di evakuasi menuju ke tempa/daerah yang lebih aman, yaitu di Po Hwang, yang bisa dibilang markas nya tentara korsel untuk dareah sekitarnya. Markas mereka adalah bangunan sekolah. Di sana juga terdapat tempat pengobatan bagi tentara-tentara korsel yang terluka. Namun, karena jumlah korban yang tidak sebanding dengan jumlah perawat, akhirnya sang kapten meninggal di depan mata Oh Jang Beom. Melihat kaptennya meninggal Jang Beom terlihat merasa menyesal, kenapa ia tidak bisa melindungi kaptennya, kenapa ia tidak bisa menembaki tentara korut yang telah membunuh kaptennya.

(Dari sini udah terlihat karakter Oh Jang Beom, sepertinya ia adalah orang pendiam, penyendiri, tidak banyak bicara. Dan rasa penasaranku semakin meningkat, ini jangan-jangan beneran si TOP deh, suaranya ciri khas. Dan saat saya coba googling, eh ternyata beneran TOP!!! OMG.. baru juga kemaren malem saya kesengsem sm TOP di MAMA, TOP nya keren. (*.*)b.. dan saya pun ngulang lagi nonton film nya dari awal. Yang tadinya masih lesu nonton, berubah menjadi semangat nonton. HAHAHA..).

Lanjut cerita, karena tentara korut sudah semakin masuk dan mendesak daerah korsel, maka diputuskan bahwa mereka akan segera mundur mengosongkan pohang dan berpindah ke daerah yang lebih strategis untuk peperangan (bisa dibilang daerah/markas yang lebih besarnya lagi). Kapten yang memimpin di Pohang ini, mengetahui bahwa Oh Jang Beom adalah seorang tentara siswa yang membawa kaptennya yang sekarat.

Beberapa tentara siswa sukarelawan pun datang lagi ke pohang. Jumlahnya sebanyak 69 siswa. Salah satu diantara mereka adalah xxxxx (lupa namanya. Tapi saya tau, dia juga seorang aktor, pernah maen di KDrama jaman2 gue masih SMP/SMA. Tp lupa juga judul dramanya. hahaha). Ia terlihat seperti orang yang nakal, berandal. Namun ia tidak terlihat seperti siswa, ia terlihat lebih tua. Prajurit yang membawanya kemari mengatakan bahwa xxxxx akan benar-benar melawan tentara korut krn ia dendam kpd tentara korut yg telah membunuh ayahnya.
Setelah semua tentara siswa dikumpulkan, sang kapten memberikan beberapa kata sambutan, hingga akhirnya dibuatlah keputusan bahwa Oh Jang Beon akan memimpin 69 tentara siswa baru + 2 tentara siswa yang tersisa dari perang sebelumnya. Sang Kapten menunjuk Jang Beon sbg ketua dengan alasan krn Jang Beom pernah merasakan bagaimana situasi perang. Walaupun si xxxxx dan beberapa tentara siswa lainnya merasa keberatan dipimpin oleh Jang Beon, mereka harus bisa menerimanya krn itu sudah menjadi keputusan kapten. "Prajurit melaksanakan tugas berdasarkan perintah atasan".

(Di sini mereka lucu-lucu deh. Terlihat mereka masih pada polos, yah polosnya siswa yang masih belum mengerti militer.)

Oh Jang Beom tidak menyangka bahwa ia akan ditunjuk sebagai ketua. Sebelum sang kapten dan tentara lainnya meninggalkan Pohwang, Jang Beom berkata pada sang kapten, "aku bukanlah tipe orang yang bisa dan biasa memimpin". Namun sang kapten tetap mempercayainya untuk memimpin 71 tentara siswa yang lainnya untuk mempertahankan Pohwang. "Ikuti saja nalurimu".

Tinggalah para prajurit siswa tersebut mempertahankan Pohwang. Hanya mereka saja. 69 tentara siswa baru, yang dibagi menjadi 2 kelompok, yang tiap kelompoknya dipimpin oleh tentara siswa yang tersisa dari pertempuran sebelumnya, dan mereka semua, ke-71 orang tentara siswa tsb, dipimpin oleh Oh Jang Beom. Sebelumnya mereka sudah diberikan masing-masing satu senapan berlaras panjang.
Mulai dari sini ceritanya menarik. Mulai dari kelucuan atas keluguan mereka yang sebelumnya belum pernah berada dalam kondisi peperangan. Mereka seperti sedang mengadakan liburan musim panas.

Hingga akhirnya pada suatu malam, datanglah beberapa tentara korut untuk melihat-lihat kondisi Pohwang. Prajurit siswa yang sedang berjaga, mengetahui keberadaan tentara korut tersebut. Mereka pun segera melapor ke Jang Beom. Tak lama kemudian, seluruh siswa sudah siap dengan senapan di tangan mereka bersembunyi, menunggu perintah dari Jang Beom. Tapi, ada suatu kecelakaan yang tidak disengaja (bagiku ini juga merupakan suatu kelucuan), salah seorang tentara siswa menjatuhkan batu bata yang menjadi dinding persembunyian mereka. Sontak mereka semua langsung panik, dan hujanlah tembakan peluru. (Bwahaha... ini lucu banget, entah kemana mereka nembaknya, keroyokan tuh peluru. Padahal tentara korutnya cuma berapa orang aja. Tapi suara tembakannya heboh banget). Hingga akhirnya tersisa satu tentara korut yang sekarat terkena tembakan. Oh Jang Beom berjalan mendekati tentara korut tersebut. Ia hanya menodongkan senjatanya saja. Entah apa yang ada di pikirannya. Si xxxx pun datang, munyuruh Jang Beom untuk membunuh tentara korut tsb. Kelihatannya Jang Beon ini agak berat hati/ga tega. Tapi akhirnya ia tembaki juga tuh tentara korut.

Pada malam itu, setelah baku tembak yang siruuw, Jang Beom menulis catatan (kaya' diary gitu). "Ibu, hari ini aku menembak satu tentara korut". "Aku masih mendengar suara mereka (para tentara siswa) tertawa di ruang sebelah. Entah sudah berapa lama aku tidak mendengar suara tertawa gembira. Entah berapa lama lagi, sampai kapan mereka akan tertawa segembira itu", tulis Jang Beom di selembar kertas.

Karena merasa markas mereka sudah tidak aman, Jang Beon menutuskan bahwa mereka akan pindah. Mereka mencoba mencari tempat yang lebih aman, melewati hutan. Namun tiba-tiba mereka mendapat tembakan dari tentara korut. Sontak semuanya terkejut, dan langsung tiarap. Namun salah satu teman xxxx terkena tembakan. Melihat temannya mati tertembak, si xxx mengejar tentara korut tsb. Jang Beom dan beberapa tentara siswa lainnya ikut mengejar xxxx. Hingga sampilah mereka di semak-semak yang tinggi. Tak disangka, ternyata itu adalah jebakan para tentara korut. Beberapa tentara korut telah bersembunyi di balik semak-semak. Jang Beom dan beberapa tentara siswa lainnya terlibat baku tembak dengan tentara korut. Hingga pada akhirnya, tentara korut tsb mundur. Namun sayangnya ada beberapa tentara siswa yang sekarat bahkan meninggal.

Jang Beom dan tentara siswa lainnya memutuskan untuk kembali ke markas mereka di Pohwang untuk merawat tentara siswa yang terluka dan menguburkan tentara siswa yang tewas. Jang Beom pun melaporkan kejadian yang baru saja ia alami kepada sang Kapten, serta meminta bantuan/pertolongan. Namun karena di daerah lain sang kapten juga sedang mengalami pertempuran besar, sang kapten menyuruhnya untuk tetap menunggu, karena jarak sang kapten sekarang dengan pohwang adalah 2 jam perjalanan.

Jang Beom tidak bisa memberikan jaminan kepada temannya bahwa mereka akan mendapatkan pertolongan dari markas yang lebih besar. Bahkan ada beberapa tentara siswa yang melarikan diri dari pohwang karena ketakutan. Salah satunya xxxx.

Tak lama kemudian, datanglah ketua perang dari tentara korut ke markas Jang Beom. Ia mengetahui marrkas tersebut dari salah satu tentara siswa yang tertangkap tentara korut saat mencoba melarikan diri. Sang Kapten Korut tsb memberikan pilihan kepada Jang Beom sebagai pemimpin, apakah mereka akan menurunkan bendera korsel dan menggantinya dengan bendera pituh, atau mereka akan tetap mempertahankan daerah Pohwang. Sang kapten korut memberinya waktu 2 jam, yakni hingga jam 12 siang.
Jang Beom memutuskan untuk melawan tentara Korut. Ia dan beberapa tentara siswa lainnya sibuk menyiapkan peralatan-peralatan yang akan merea gunakan saat pertempuran nanti. Jang Beom juga tak lupa menulis catatan hariannya, “Ibu, 2 jam lagi aku akan menghadapi tentara korut. Ku pikir hari ini aku akan mati”.

2 jam pun berlalu. Tentara korut sudah siap 1 km dari markas Jang Beom. Begitu pula dengan Jang Beom dan tentara siswa lainnya. Mereka sudah siap dengan posisinya masing-masing. Saat Jang Beom memerintahkan untuk menembakkan meriam, namun meriam tersebut tidak berfungsi (disini lucuuu. XDD.. meriamnya udah agak butut. Krn bingung, mereka menelpon atasan mereka/sang kapten untuk menanyakan mengapa meriamnya tidak mau menmebakan peluru. Salah satu tentara mengatakan bahwa meriam tsb harus ditendang. Sekali di tendang, meriam masih belum mengeluarkan peluru. Saat ditendang lagi, meriam menembakkan pelurunya, namun karena posisi meriam tidak benar, meriam tsb malah menembakkan ke arah pintu gerbang sekolah yang jadi markas mereka. XDD.. kata Jang Beom, “Kalian ini menembakkan ke arah mana??!”. Bwahahaha...). Untuk kedua kalinya, mereka menembakkan meriam, dan berhasil mengenai beberapa tentara korut yang sedang bersiap. Maka sang kapten/pemimpin tentara korut memerintahkan para tentaranya untuk maju dan berperang merebut Pohwang.

Terjadilah pertempuran yang seruuu! (mau tau seseru apa? mau tau banget, ato mau tau aja? hehehe... tonton sendiri dong film nya. ;D)


Saat keadaan mereka terdesak, datanglah si xxx yang ternyata dari tadi di amembajak salah satu mobil tentara korut yang membawa amunisi/senjata. Jang Beom dan xxxxx bertempur hingga akhirnya mereka naik ke atap gedung sekolah. (wuiih, ini kaya' film crows zero..)

Hingga akhirnya hanya Jang Beom dan xxxx sajalah yang ada di atas atap bersama dengan sang kapten Korut. Si xxxx kemudian ditembak dengan kejamnya oleh tentara korut tsb. Jang Beom yang sedari tadi juga sudah terkena tembakan, dan dalam kondisi sekarat, hanya bisa memandangi saja sang kapten korut. Namun diam-diam, tangan Jang Beom mengambil selongsong peluru dari dalam kantongnya, dan memasukkannya ke dalam senapannya. Saat sang kapten Korut hendak menembak Jang Beom, Jang Beom pun dengan segera mengarahkan senapannya ke arah Kapten Korut. Sang Kapten terkena tembakan dari senapan Jang Beom, begitu pula dengan Jang Beom yang terkena tembakan kapten korut. Namun Kondisi Jang Beom semakin sekarat. Ia tidak bisa bergerak lagi. Berbeda dengan Jang Beom, Kapten Korut dengan marahnya berusaha untuk menembak Jang Beom kembali. Beruntungnya, datanglah Kaptennya Jang Beom, kapten yang memberikan perintah agar Jang Beom menjadi ketua para tentara siswa untuk mempertahankan pohwang. Sang Kapten dengan sigapnya menembak kapten Korut, sebelum kapten korut berhasil menarik pelatuk senapannya. Hingga akhirnya Kapten korut tersebut tewas tak berdaya. Namun demikian, kondisi Jang Beom juga sudah tidak dapat tertolong lagi. Sambil menahan rasa sakitnya, airmatanya keluar. (Entah apa yang ditangisi oleh Jang Beom). Jang Beom pun meninggal dalam pelukan kaptennya tersebut.


Aduuuuhhh.. kasian Jang Beom mati.
T.O.P.....
(TT_TT)


Setelah nonton film ini, entah kenapa saya seperti terkena virus T.O.P.
haduh, jadi makin kesengsem dah sama abang ganteng ini. hihihi...
<3 p="p">


Published with Blogger-droid v2.0.4

Komentar

Top post

Belajar Korea

Liburan Kulur-Kilir

A little girl (Reply 1988) Chord