My Trip to a Korea Rural Village

Weoljeongri, Jeju
 
Jeju is a famous island in Korea, specially for holiday. Of course, the most favorite place must be the beach! I decided to visit Weoljeongri Beach on my first day visiting Jeju, as well as my first travel destination.
Weoljeongri located in the north-east part of Jeju Island. It took more than an hour to reach Weoljeongri from Jeju intercity bus terminal by bus no. 701 (red line), and cost about ₩ 3,200. I bet you won't be bored because this bus route provide nice rural scenery, sea on the left side of the road and fields on the right side of the road with mountain in a further distance. Once we're near the right stop, the driver told us to be ready to get off from the bus.
-
Jeju adalah sebuah pulau yang terkenal di Korea Selatan untuk liburan. Tempat yang paling disenangi di Jeju pastinya adalah Pantai! Saya memutuskan untuk mengunjungi Pantai Weoljeongri sebagai tempat wisata pertama saat berada di Jeju.
Weoljongri terletak di bagian timur-laut pulau Jeju. Saya menggunakan bus no. 701 (jalur merah) dari Terminal bus Intercity Jeju, dengan tarif 1.200 won. Selama 1,5 jam perjalanan, saya tidak merasa bosan karena rute bus ini menyediakan pemandangan alam yang indah, lautan di sebelah kiri jalan, tanah luas di sebelah kanan, dan gunung yang samar terlihat di kejauhan. Saat akan tiba di Weoljeongri, pak supir akan memberitahu agar kit bersiap turun di pemberhentian bus.
To reach the beach, we need to walk through the village first. I think this is one of the pleasure thing of this place as a tourism destination. Don't be worry to getting lost your way in here because there's a map board right besides the main road, so you can take a look for a moment first before decided which road you wanna go.
-
Untuk tiba di pantai, kita harus berjalan terlebih dahulu melalui desa Weoljeongri. Bagi saya, ini adalah hal yang mengesankan dari perjalanan wisata menuju Weoljengri ini, karena bisa menikmati suasana desa tepi pantai. Tidak perlu khawatir tersesat, karena terdapat papan peta di pinggir jalan utama, jadi bisa melihat terlebih dahulu rute mana yang akan dipilih untuk menjangkau pantai.
 
At that time, I took the shortest path. At first, we will walk for about 400 m in a small road in between wide fields. Some fields are still green, some others looked brown because it was already harvested. I also saw some farmers working on their crops.  I just realize what crops is this when I smell of a scent, an onion smell. From the further distance of the fields, I can see a windmill that looked closer and bigger as I walk further, means that would soon arrive on the shoreline. Not that long, the surrounding scenery changes into a buildings, a houses. Another thing that I realized in this village is the rocky fences. Both the fields and the houses were bordered with several black sea stones (coral) placed stack-piled on each other. What so unique about this stone fences is they're not using adhesive to be stick. Some of the houses building on the roadside of this village were used for restaurant, cafe or guesthouse. This kind of building will be more to be seen when we arrived at the shore line. There's even a cute street-furniture on the coastal road.
-
Saat itu, saya mengambil rute terpendek. Di awal perjalanan, kita akan melalui sebuah jalan kecil diantara ladang yang luas. Beberapa tanaman di ladang berwarna hijau dan kekuningan, ada pula ladang yang berwarna kecokelatan karena telah dipanen. Sayapun sempat melihat beberapa petani yang sedang bekerja mengolah tanaman maupun hasil panennya. Saat saya mencari tahu tanaman apa yang terdapat di ladang ini, saya mencium sebuah aroma, aroma bawang. Di balik ladang ini, dari kejauhan tampak kincir angin yang semakin lama dan jauh berjalan akan semakin terlihat jelas, menandakan bahwa saya akan segera tiba di tepi pantai. Tak lama kemudian, pemandangan sekeliling berubah menjadi bangunan rumah-rumah. Hal lain yang saya sadari di sini adalah pagar batu. Baik ladang maupun rumah dibatasi dengan batuan karang dari laut yang berwarna hitam, yang ditumpuk diatas satu sama lainnya. Yang unik dari pagar batu ini adalah tidak menggunakan elemen perekat untuk menempel, hanya diletakkan secara alami saja. Beberapa rumah di sisi jalan utama desa Weoljengri dimanfaatkan sebagai kafe, rumah makan, dan penginapan. Bangunan dengan fungsi ini akan semakin banyak terlihat saat kita tiba di bibir pantai. Bahkan terdapat pula beberapa elemen penghias jalan yang lucu disepanjang jalan di tepi pantai.
 
Weoljeongri beach has wide soft white sand with calm crystal blue water. So Beautiful! I don't know how to describe it in words. just photo can explain it. Lucky me it's a fine bright day, so my photo become more gorgeous. One of a rare view for me is the windmill on the shore line. It's my first time seeing a windmill because my tropical country doesn't have a strong wind, so that's why we don't have it.
-
Pantai Weoljeongri memiliki hamparan pasir putih halus nan lembut yang luas, serta air laut berwarna biru jernih yang tenang. Sungguh sangat Indah! Didukung olehh hari yang cerah, foto yang saya tangkap pun menjadi lebih menarik. Satu hal lain yang menakjubkan untuk saya adalah, adanya kincir angin yang berbaris di tepi laut. Ini pertama kalinya saya melihat kincir angin, karena negara tropis kami tidak memiliki angin yang kencang, maka tidak dapat memanfaatkan energi alternatif dari angin.
 

After spending more than an hour in the beach, we visit one of the cafe to buy a drink. I bought a juice that made from Jeju most famous product, hallabong (Jeju Orange). What so cute about the juice I bought is the shape of packaging bottle is Dolhareubang, another famous icon of Jeju. It cost about ₩ 3,000 and can make me relieved from my thirst.
-
Setelah menghabiskan waktu beberapa jam bermain di pantai, kami mengunjungi salah satu kafe untuk membeli minuman. Saya membeli Jus yang terbuat dari buah produk khas Jeju, Hallabong (Jeruk khas Jeju). Yang unik dari jus ini adalah kemasan botolnya yang berbentuk Dolhareubang, ikon lain yang terkenal di Jeju. Jus seharga 3.000 won ini dapat melegakan saya dari rasa haus selepas berjalan di desan dan bermain di pantai Weoljengri.
 
Hope my trip story can give you an inspiration to visit Weoljeongri, a rural village in Jeju which have nice fields scenery, beautiful emerald beach, amazing windmill line view, and also cute building and street furniture.
-
Semoga cerita perjalanan saya dapat menginspirasi untuk mengunjungi Weoljeongri, Pedesaan di Jeju yang memiliki pemandangan alam yang indah, pantai yang cantik, kincir yang yang menakjubkan, dan bangunan yang lucu di sepanjang pantai.

Komentar

adhe donat mengatakan…
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

Top post

Belajar Korea

Liburan Kulur-Kilir

A little girl (Reply 1988) Chord