My First International Volunteering Experience in Taiwan (1)

 Day 2 -

Kegiatan dimulai dari jam 8 pagi, sarapan bareng di lantai bawah. Karena gue request menu no daging, prefer vegetarian, seafood and egg is okay, pagi itu dan beberapa pagi-pagi selanjutnya, gue sering makan sandwich isi salad.

 

Jadwal kegiatan pagi itu kita akan mengunjungi area pelabuhan Taichung untuk mengetahui kegiatan utama daerah ini. Jadi, kita ke semacam kantor polisi air gitu. Di sini, kita dijelasin gimana kerja area perairan sekitaran pelabuhan Taichung, seperti mengatur dan mengontrol izin kapal yang hendak masuk ke pelabuhan, patroli kapal yang sedang berlayar di lautan milik Taiwan, sampai memberikan penyelamatan kepada perahu nelayan saat kondisi bahya. Sayangnya petugas yang ngejelasin pake bahasa mandarin (Eric ga mendampingi kami pagi itu karena kayanya dia perlu ke kampus), subtitle video tontonan saat penjelasan juga pake bahasa mandarin, ya gue cuma bisa lihat gambarnya aja, sambil sesekali fotoin teks yang nongol untuk ditranslate pake google camera. Trus kita juga dijelasin tentang kondisi lautan Taichung melalui poster dan model/maket yang ada, lagi-lagi dengan bahasa mandarin. Tapi di posternya ada QR yang ada penjelasan dalam bahasa inggris juga. Bagus untuk dicontoh nih. Ada satu yang gue pelajari selama belajar pagi ini, bahwa laut/selat Taiwan di Taichung ini memiliki spesies khusus, jenis Lumba-lumba putih yang tidak ditemui di daerah lain. 

 

 

Trus kita juga dapet penjelasan mengani proyek wind turbin di lepas pantai Gaomei. Untungnya mba yang jelasin pake bahasa inggris, dan inggrisnya bagus. Proyek ini sebenernya bukan murni dari Taiwan, tapi hasil kerjasama dari negara barat (lupa tepatnya negara mana, kayanya Jerman). Berdasarkan penjelasan mba ini, selat/laut di bagian timur Taiwan ini menjadi lokasi strategis untuk meletakkan kincir turbin karena derasnya aliran angin di laut Gaomei. Hal ini terjadi karena kondisi geografis Taiwan yang memiliki perbukitan yang membentang dari utara hingga selatan di bagian tengah pulau, sejajar dengan panjangnya lautan di bagian timur pulau. Memang tidak mudah untuk memasang turbin angin di laut, perlu mempertimbangkan kerusakan yang akan timbul di dasar laut yang nantinya akan mengganggu kehidupan bawah laut. Jadi ada beberapa tipe pondasi turbin yang digunakan sesuai dengan kedalaman laut. Ga hanya itu, penolakan dari warga juga menjadi masalah penting lainnya. Kayanya masalah ini diatasi dengan perekrutan warga setempat untuk bekerja di perusahaan pembangkit listrik tenaga angin ini (mungkin ada juga skema beasiswa untuk warga setempat, gitu ya). Konon, jumlah listrik yang dihasilkan lumayan banyak.

Sebenernya banyak banget loh ilmu yang didapatkan pagi itu. Tapi temen-temen volunteer yang lain ngerasa jenuh, kaya’ kelas ceunah. Hahah.. kalo gue sih, hobi dapet info baru gini. Siangnya, kita lanjut ke area pasar pelabuhan untuk makan siang. Menunya, lagi-lagi sandwich. Punya gue ada isian kaya’ sweet potato gitu. Enaakk~. Trus dibeliin minum milk tea juga. Eh iya, di Se7el daerah Taichung ini, ada beberapa snack halal dan dari Indonesia. Setelah gue bandingin dengan se7el lainnya, apalagi di Taipei, se7el di Taichung Port ini kayanya emang mengakomodasi kebutuhan pekerja migran gitu, salah satunya dari Indonesia.


 

Setelah makan siang, kita sempet jalan-jalan keliling pasar. Di sini ada area basah yang banyak jual produk segar lautan. Terus ada toko-toko yang menjual produk hasil olahan, semacam snack cumi kering gitu. Temen-temen volunteer yang dikomandoin oleh Max pada nyicipin. Nyicip aja, beli kagak. Dan mereka pun ketawa-ketawa. Wkwkk.. trus ada juga restoran di tepi laut gitu. Tempatnya cenderung sepi, apa mungkin karena weekdays dan siang hari kali ya. Di bagian luar ada semacam tempat lelang ikan kayanya, soalnya banyak box-box plastik gitu, tapi udah ga ada aktivitas apa-apa lagi. Di sisi lainnya, banyak juga foot stall/street food gitu. Tempatnya compact sih fungsinya. Parkirnya juga luas. Cucok untuk dijadikan destinasi wisata saat mengunjungi bagian barat Taichung.

 

 

 

 

  

Setelah makan siang, kita lanjut ke dataran Gaomei. Belakangan gue baru tau bahwa Gaomei adalah salah satu destinasi wisata unggulan di Taiwan. di Gaomei inilah banyak kita temukan turbin angin yang dijelasin tadi pagi. Tapi karena temen-temen volunteer ga begitu tertarik, dan juga cuaca hari ini panas terik, diputuskan bahwa kita ga turun dari mobil. Padahal bagus loh gaes viewnya buat foto-foto. Lalu, kita diajak Jun untuk langsung menuju gedung Visitor Centernya aja. Seperti information center lainnya, banyak info tentang Gaomei di sini, mulai dari brosur, souvenir, sampe display foto semacam museum gitu. Tapi lagi-lagi kita kebanyakan duduk bengong aja di sini. Tempatnya juga sepi. sayang sih, kayanya juga masih perlu beberpaa sentuhan desain supaya jadi lebih menarik lagi. Jun kayanya ngajakin ke tempat  begini supaya kita bisa lebih kenal dengan daerah pelabuhan Taichung.  

 

 

Karena sudah bingung mau ngapain lagi, jadilah kita balik ke tempat penginapan, yang juga kita sebut sebagai our office. Sorenya kita diminta untuk menggambar konsep karya yang akan menjadi pekerjaan volunteer kita ke depannya. Kita terbagi menjadi 2 kelompok, untuk buat 2 gambar usulan. Dari briefing yang disampaikan dan aku pahami, gambar yang dibuat akan dipilih salah satunya, untuk dijadikan background panggung pentas musik gitu. Gue sempet nanya hal yang cukup teknis. Tapi entah kenapa banyakan temen volunteer pada gambar sesuka hati mereka aja, pokoknya tema lautan gitu. Gue ngebayangin gimana perasaan band yang bakal tampil dengan background yang macam gambar untuk anak TK ini. Hahah.. biarin dah. Gue saat itu berprinsip bahwa gue di sini hanya sebagai orang yang membantu aja, males banget kalo disuruh mikir juga.

 

Untuk makan malam, kita lagi-lagi jajan di salah satu night market dengan jatah uang 100 . Gue lupa nama night marketnya. Tempatnya tuh kaya’ lapangan parkir luas gitu. Kita datang saat matahari udah mau terbenam. Menurut gue pilihan makanannya ga terlalu banyak. Temen yang dari Thailand juga ngerasa tempatnya ga se-hebring night market di negara mereka. Cepet banget selesai muterin semua tokonya. Mana lagi harga makanan di night market ga semurah itu. Ga kenyang gue jajan 100 . Cerita pengalaman makan jajanannya, bisa dibaca di postingan ini gaes. 

Hari pertama ini kegiatannya ga banyak, karena masih pemanasan. Besok kita harus bangun lebih pagi untuk kegiatan volunteer lainnya.

Komentar

Top post

Belajar Korea

Liburan Kulur-Kilir

Belajar Korea