Cabe pantai

Day 3

Hari yang paling ditunggu.
Pagi-pagi setelah sarapan soto ditemani pemandangan laut pantai senggigi yang banyak kapalnya, kita lanjut perjalanan menggunakan mobil sewa+sopir seharga Rp 300.000 pp. Tujuan kita hari ini adalah Gili Trawangan. yap, kalau bicara lombok dan pantai, pulau satu ini pasti ga ketinggalan, dan wajib dikunjungi. inilah alasan kami ke lombok. Lumayan jauh perjalanan sekitar 1 jam dengan jalan berkelok, naik-turun, namun ditemani pemandangan laut yang indah. Di tengah perjalanan kita juga sempat diturunkan pak supir untuk foto-foto the threee gilis yang nun jauh disana. Kamudian, kami tiba di dermaga. Tidak begitu besar. Pak supir yang baik hati nanya, "mau naik kapal yang publik atau yang privat?". Katanya kapal publik (Rp 20.000 /orang) tuh rame, trus juga mesti nunggu. Dengan pertimbangan tersebut, kami memutuskan untuk naik kapal privat seharga Rp 100.000 sekali jalan per-orangnya. Lumayan lama sih kita nunggu di pelabuhan, karena kayanya pak supir manggil temen/kenalannya buat nganterin kami.
Senggigi beach - Three gilis
Singkat cerita, akhirnya kami naik kapal yang tidak besar itu. Kapasitas maksimal sepertinya hanya 10 orang. Di atas kapal, pak supir/nahkoda nanya, mau "berapa lama perjalanan sampe ke gili nya?". what?! nantangin nih si bapak. Kita jawab, "yang aman saja pak". Pagi itu, gelombang cukup besar membuat kapal kami berguncang cukup kuat (menurut saya). Susah buat foto-foto selfie. Tapi untungnya, ga lama kok. yah mungkin 15 menit gitu? lupa euy ga ngitung jam, keasyikan selfie dan menikmati pemandangan laut yang jarang saya lihat.

Beautifull beach
Begitu tiba di Gili Trawangan, waaaahhhh..... lautnya bagus bangeeeettt.... airnya biruuuuuu jerniiiihhhhh.... Di atas pulau juga dibuat menarik, banyak wisatawan asing di sini. Kita pun langsung sewa sepeda untuk menyusuri bagian selatan pulau untuk menemukan ayunan pantai yang khas di gili trawangan sini. Kita cuma sewa sepeda selama 1 jam seharga Rp 15.000 (kalo sehari Rp 50.000). Jalanan di pulau ini adalah tanah berpasir. ga ada kendaraan bermotor. Cuma ada sepeda, kuda, dan delman sebagai alat trasportasi di pulau ini. Pulaunya juga ga terlalu gede. Sebagian besar bangunan di pinggir jalan adalah resto, penginapan, dan toko perlengkapan pantai lainnya, yang di buat menarik dn unik. Setiap bangunan seolah berlomba-lomba untuk menarik perhatian wisatawan. Walaupun di pulau kecil dan terkesan terpencil, tapi pulau ini memberikan kesan yang rame. Keren deh pokoknya menikmati Gili dengan mengayuh sepeda.
 
Di tengah perjalanan, kami sempat melipir ke salah satu Beach Lounge. Saya mengajak teman untuk mampir karena bangunannya cantiiiikkkk banget. Sungguh menarik perhatian. Apalagi kalo bukan bangunan bambu yang di-desain organik (efek ikut matakuliah bambu, jadi selalu tertarik dengan bangunan beginian). Kita duduk-duduk di bed pouch gitu (entah apa namanya) sambil menikmati minuman jus & kelapa seharga Rp 40.000. Cukup mahal sih menurut saya. Tapi yah demi menikmati lounge yang keren ini, gapapalah sekali-sekali.
Pearl beach lounge
 
Beautiful bamboo construction of Pearl beach lounge
 
Selfie and wefie is a must
 
Karena inget kita cuma sewa sepeda 1 jam, kita pun langsung lanjut perjalanan mencari ayunan. Yang awalnya pemandangan bangunan-bangunan menarik, berganti menjadi hutan/semak. Pantat pun mulai sakit karena jalannya ga rata. Akhirnya, tibalah kami di (sepertinya) tempat makan/lounge juga yang ada ayunannya. Iyyyeeeessss....
 
 
Tapi ternyata pada saat itu airnya lumayan tinggi, pas di bawah pinggul. Terpaksa deh gue yang ga bawa celana ganti, harus lepas celana luaran. Tenaaaannggg.... gue ga telanjang kok. Gue udah lapisan legging dan celana pendek. tpi sempet malu sih buka celana di tempat terbuka begitu. ahahag. Sambil nuggu bule yang lama banget foto-fotonya, kita pun foto-foto. Akhrinya selesai juga bule itu. Lanjut giliran kita yang fotooooo.... Susah sih duduk di ayunannya. Tinggi, trus juga goyang-goyang karena kebawa gelombang airnya.
Puas foto, dan ada bule lain yang ngantri kita, kita pun udahan dan pulang. Gue, ga pake celana luaran karena ini legging masih basah. Jadi gue sepedaan pake legging dan celana pendek. Agak malu sih, tapi yaudah lah apa boleh buat. di-pede-pede-in aja. Toh banyakan bule yang bikinian juga di sini.
 
Setelah mengayuh sepeda cukup jauh, tibalah kami di tempat awal sewa sepeda. Pulangin sepeda, dan lanjut jalan nyari mama cabe peri. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan YANG PALING GUE NANTI-NANTI. apalagi kalo bukan SNORKELING. iya, snorkeling. nekat kebelet pengen snorkeling, padahal GUE GA BISA BERENANG.
Get ready to snorkeling in the sea
Karena terlalu panik, fotonya ga ada yang oke. apalagi gue..
Awalnya kita cuma sewa alat (pelampung, mask, dan selang yang buat napas dari mulut itu). Tapi kita bingung ini mau snorkeling di tepi pantai gimana caranya. Ga ada yang bisa dilihat juga. Akhirnya kita memutuskan untuk sewa kapal agar bisa snorkeling di tengah laut yang memang spotnya snorkeling. Tawaran awalnya mahal euy, masa' 1juta. Gile aja luh mang. Setelah tawar-emanwar, mamangnya mau ngasih Rp 700.000 untuk 4 orang dengan mukanya yang agak manyun.

Kita pun let's go ke tengah laut. Dari atas kapal bisa kelihatan dasar laut karena air lautnya jernih. Akhirnya stop lah kapal kami di tengah laut. Karena kami bertiga belum ada yang pernah snorkeling, mas yang nyupir kapal, mengantarkan kami di spot yang dangkal. Tapi tetep aja gue kelabakan di dalem air. Yang susah itu bukan pas badan kita nelungkup lihat ke dalam air, tapi justru pas airnya masuk ke mulut asin banget, harus balik badan dan ngangkat kepala buat buang air yang di mulut dan di selangnya. Sampe-sampe gue dibilangin sama mas yang nemenin nyebur ke laut "yang ini nih (*gue maksudnya) yang paling susah (ga bisa-bisa)". Ya gue kan bingung karena walaupun badan gue ngapung, tetep terombang-ambing oleh gelombang laut jadinya ga bisa mantep dan suka kebolak-balik gitu badan gue. Mungkin buat yang bisa berenang ga begitu kesulitan, tapi saya yang tidak terbiasa menginjakkan kaki di dasar air, cukup kebingungan. Untung temen gue kasih tau kali kaki gue harus tetep digerak-gerakin supaya badan gue tetep tegak dan ga kebolak-balik karena gelombang. Setelah tau trik itu, akhirnya gue bisa menikmati keindahan bawah laut dengan tenang. Tapi menurut gue ngelihat bawah laut dengan kacamata snorkeling ini, ga seindah kalo ngelihat gambar foto atau di tv. Kacamatanya burem, jadi ga begitu jelas ngeliatnya. Mungkin berembun karena gue suka napas dari idung, ga biasa napas dari mulut. Trus juga, walopun gue akhirnya sudah mengerti dan terbiasa, tetep gue kadang-kadang nengok ke atas, negliatin dimana kapal dan temen yang lain, takut kepisah, atau gue tiba-tiba kelelep tanpa disadari orang lain. Di bawah laut juga kadang ada tempat yang cekung ke dalem. Gue menghindari tempat ini, karena takut gimana kalo tiba-tiba ada belut/uler laut yang muncul nongolin kepalanya tiba-tiba dari balik karang (kaya' mainan di ps yang crash itu loh). Trus juga gue pernah diceritain sama kakak gue bahwa ternyata di pantai itu, dasar lautnya tidak landai sepanjang, tapi ada daerah yang tiba-tiba dalam yang menyebabkan ombak terjadi. nah, karena ini, gue takut euy, nanti kebawa tempat yang dalem, ketarik ombak ke dasar yang dalem itu. Jadi kadang-kadang, gue berusaha susah-payah kelepek-kelepek heboh di dalam air melawan gelombang untuk menghindari tempat yang dalam demi keamanan. Oh iya, hal lain yang bikin gue kurang nyaman adalah, suhu air permukaan yang hangat, tapi beberapa senti ke dalem airnya dingin. ih, ga enak, dari anget-tiba-tiba dingin. Bisa gitu lagi suhu airnya. Yah begitulah cerita pengalaman snorkeling pertama saya. Walaupun tidak seindah yang dibayangkkan, tapi gue masih tetep pengen mengalami pengalaman ini lagi. Susah-susah seru. hahaha....
Still selfie underwater
Our late lunch menu, seafood pizza
Sekitar 1 jam di dalam air di dua titik, kecapekan. Naik ke kapal, badan gue menggigil banget karena baju basah gue kena tiupan angin. ternyata mas supir kapalnya mengantarkan kami kembali ke pulau. Sempet kecawa sih, kok udahan, padahal masih mau lagi (sok banget kaya' jago aja).
Turun dari kapal, kami lanjut ganti pakaian di toilet masjid. Ribet, riweuh. Toiletnya kurang nyaman. Yah, taulah ya gimana kualitas toilet umum di Indonesia. Setelah kembali berpakaian rapi, kita lanjut makan di salah satu restoran di pinggir jalan. Mama cabe peri yang baik hati juga beli'in jagung bakar enak jagungnya, harum. Lumayan buat ganjel perut sambil nunggu makanan pesenan datang. Karena bingung mau pesen apa, karena kaya'nya makanan yang ditawarkan adalah western style, dan lumayan mahal, jadinya kita pesen seafood pizza aja seharga Rp 90.000. Pizza-nya thin, gue sih ngarepnya ada udang, cumi, gurita di toppingnya, ternyata cuma daging ikan, entah ikan apa, kaya' ikan tongkol gitu. Cukup kecewa sih, rasanya juga kurang, gue pribadi lebih suka pizza hut atau domino. hehe... Abis makan, kita juga foto-foto dan ambil kerang dan karang yang banyak terdampar di tepi pantai. Oh ya satu hal menarik ketika saya berada di tepi pantai, sesaat setelah ombak menyapu tepi pantai, akan terdengar bunyi kerang/karang mati yang terdapat di tepipantai tersebut. Menarik. Gue sempet kaget. Bunyinya tuh kaya' gantungan krincing-krincing yang di rumah itu loh, atau tirai didepan kamar yang terbuat dari kerang gitu. Tapi kemudian gue nyadar, ini karang yang mati banyak banget yak, apa berarti banyak karang yang mulai rusak di tengah laut sana. kasihan...
Setelah puas main di pantai untuk terakhir kalinya, kami lanjut jalan ke arah dermaga. Sempet kelihat bule cewe yang ngelepas daleman atasnya. Oh My God! gilak tuh bule. Akhirnya datanglah kapal yang sama yang kami tumpangi saat pergi tadi. Perjalanan pulang, kapal tidak begitu kuat goncangannya. entah mungkin karena pengaruh arus gelombangnya kali yak.

Setelah menyebrang, kami lanjut jalan pulang ke hotel dengan mobil+sopir yang sama yang kita sewa tadi pagi. Sampe hotel tepaaarrrr.....  Tapi karena seharian belum makan nasi, saya dan temen cabe kembaran keluar makan malem ke tempat sejenis fastfood fried chicken gitu. Harga 2 set plus kentang goreng adalah Rp 60.000. Selesai makan, balik ke hotel, langsung tidur kecapekan.

Komentar

Top post

Belajar Korea

Liburan Kulur-Kilir

A little girl (Reply 1988) Chord